Senin, 19 Desember 2016



Kritik Sosial Dibalik kontroversi lagu Forgotten – Tuhan telah mati

Sejenak teringat sebuah lagu dari band metal asal Bandung yakni Forgotten, sebuah nama grup band yang pastinya sudah tidak asing lagi dikalangan para pecinta music metal di Indonesia khususnya. Band yang terkenal salah satunya karena lagunya yang berjudul cukup controversial yakni lagu yang berjudul “Tuhan Telah Mati”. Ya memang mendengar judulnya sekali saja anda mungkin telah berpikir macam-macam, “Wah satanis nih”, “Wah pasti lagunya anak atheis nih”, “Wahh sesat!”, dan lainnya. Namun tahukah anda dibalik kontroversinya, menurut saya lagu ini memiliki nilai kritik yang jlebb banget lah buat masyarakat Indonesia. Ya sudah tanpa panjang lebar simak saja dulu yuk pembahasan dibawah sini.
Tuhan telah mati
Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia
Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia
Kotor media, racuni jiwa, halalkan dosa
Tuhan telah mati (4x)
Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia
Persetan semua ajarannya
Jadikan nyata hancurkan dosa
Hiduplah dengan rakusnya dunia
Habiskan semua sampah logika
Tuhan telah mati (4x)
Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia
Sekarang apakah yang anda pikirkan ketika mendengar dan pertama mengetahui lagu ini?. Sejenak jika kita perhatikan maka lagu ini mengajak pada Atheisme, menghina tuhan dan agamaNya. Karena dari judulnya saja memang sudah sangat kontroversi yakni “Tuhan telah mati”, apa iya tuhan bisa mati? Bukankah tuhan itu Maha kekal dan abadi. Namun dibalik kontroversinya ternyata lagu ini justru memiliki makna dari gambaran sosial masyarakat sekarang yang telah melupakan TuhanNya. Untuk hal ini tentunya muslim yang telah melupakan Allah SWT. Yap untuk membahas hal ini akan sangat panjang, sebelumnya mari kita kuatkan aqidah kita dahulu
1. Allah swt adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan Maha kekal
“Katakanlah : Dialah Allah Yang Maha Esa ; Allah tempat bergantung segala sesuatu ; Tidak beranak tidak pula diperanakan ; dan tak ada satupun yang setara dengan Ia” (Al Ikhlas : 1-4)
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdoa : “Aku berlindung padaMu dengan kemulianMu yang tidak ada ilah (sesembahan) selain Engkau dimana Engkau tidaklah mati sedangkan jin dan manusia itu mati” (HR. Bukhari)
Sesungguhnya Allah itu Maha hidup, Ia yang Maha Awal dan Ia yang Maha Akhir. Artinya Ia tidak dilahirkan, dan Ia tidak pula meninggal sebagaimana makhlukNya. Ini adalah salah satu kemuliaan yang dimiliki Allah, karena hanya Allah lah yang Maha Kuasa didunia ini, Allah pula berbeda dari makhlukNya. Dimana makhluk ciptaanNya bisa meninggal dan wafat sedangkan Allah sang pencipta tidak bisa karena Allah lebih sempurna daripada ciptaanNya.
2. Fenomena menarik dari lagu Forgotten – Tuhan telah mati
Menurut saya sebuah fenomena sosial menarik telah diangkat dalam lagu ini, yakni bagaimana keadaan masyarakat yang telah melupakan TuhanNya. Jika kita membaca lirik lagu ini sekali lagi mungkin anda akan paham, dimana pada lirik ini menggambarkan manusia yang telah terjerat oleh dunia, menyembah dunia, dan banyak menghalalkan dosa.
“Hilang sudah logika. Terbakar oleh dusta. Mereka hina dan nista. Terjerat oleh dunia. Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia. Kotor media, racuni jiwa, halalkan dosa”
Memang jika kita perhatikan masyarakat saat ini, seolah tak lagi memiliki pemikiran dan logika. Dimana mereka mengaku berTuhan namun mereka justru melupakan TuhanNya dan jauh dari TuhanNya. Mereka banyak melanggar aturanNya, dan banyak melalaikan perintahNya. Lalu dimana bukti keimanan mereka pada TuhanNya? Bukankah aneh jika seorang mangaku percaya dan beriman pada Tuhan namun ia masih melanggar perintahNya, bukankah ini seolah jiwa dan pikirannya telah rusak? Bukankah seolah ia menganggap TuhanNya telah mati.
Dalam islam sendiri iman tidak hanya meyakini dihati saja, namun harus ada kolerasi antara keyakinan dihati dengan tindakan. Seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Al Utsaimin Iman adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syariat. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati saja tanpa ada unsure menerima dan tunduk. (Syarh Arbain hal. 34)
Juga perkataan Imam Ahmad “Iman adalah perkataan dan amalan, bisa bertambah dan berkurang” (Diriwayatkan oleh anaknya Abdullah dalam kitab As Sunnah 1:207)
Juga pendapat Ibnu Katsir “Iman menurut pengertian Syar’I tidaklah terwujud kecuali dengan adanya keyakinan, perkataan, dan perbuatan” (Tafsir Ibnu Katsir Al Baqarah ayat 2)
Jadi jelaslah makna beriman atau yakin pada Allah sendiri dalam islam bukanhanya sekedar yakin dalam hati, apalagi hanya terucap dalam lisan. Namun harus dibuktikan dengan perbuatan dimana seorang muslim harusnya beribadah, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang Allah. Itu lah keimanan yang sesungguhnya.
Pada lagu ini, Forgotten sebagai pembawa lagu seolah ingin menyindir dan menggambarkan bagaimana sikap mereka para manusia yang telah jauh dari TuhanNya. Memang kritikan dari seorang anak metal maupun underground tentunya berbeda dari biasanya sesuai dengan latar belakang mereka.
Bukan hanya sekedar jauh dari Tuhan saja, namun masyarakat telah menemukan berhala-berhala baru, sesembahan baru yang lebih mereka puja dan mereka patuhi. Jika zaman Rasulullah dahulu berhala berbentuk patung dan bernama Latta, Uzza, Manna, Hubal. Maka pada zaman ini berhala-berhala itu berbagai bentuk dan namanya dapat berupa harta, tahta, uang, wanita, kesenangan dunia, hiburan, teknologi, dsb. Manusia telah menjauh dari TuhanNya hanya karena kesenangan dunia yang tidak seberapa, mereka berlomba memperkaya diri, berlomba memuaskan nafsu sendiri, dan berlomba memenangkan kepentingan pribadi apapun cara yang diperbuatnya.
Didalam Al Qur’an sendiri telah diperingatkan tentang orang yang hidup selalu bermegah-megahan dalam hal duniawi, hal ini dalam surat At Takatsur ayat 1-8
“Bermegah-megahan telah melalaikanmu ; sampai kamu masuk kedalam kubur ; janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui ; dan janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui ; Janganlah begitu jika kamu mengetahui dengan keyakinan yang yakin ; niscaya kamu akan melihat neraka jahim ; dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin ; kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan didunia itu)”
Inilah yang dinamakan Hedonisme atau sebuah kepercayaan bahwa kesenangan merupakan tujuan utama dari hidup. Dalam islam sendiri disebut dengan Wahn, cinta dunia dan takut kematian. Padahal tujuan hidup seorang manusia adalah untuk beribadah pada Allah, untuk mempersiapkan bekal diakhirat kelak.
“Dan tidaklah kehidupan didunia ini selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampong akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (Al An’aam : 32)
“Mereka hanya mengetahui yang lahir/material (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai” (Ar Ruum : 7)
Begitulah sekilas fenomena yang menarik dari sebuah lagu yang bisa dibilang kontroversial. Namun terlepas dari itu kita harus bisa menyadari apa pelajaran yang ada dibaliknya. Tak maksud membenarkan atau menyalahkan, memang lagu ini bermakna tajam dan dapat membuat orang sedikit bingung dengan lagu ini. Ahhh seandinya saja judul lagu ini diubah saja, mungkin akan sedikit lebih baik. Karena kita sebagai muslim tak boleh menghinakan Allah meski itu hanya bercanda atau bersenda gurau belaka, apa lagi mengatakan bahwa Allah telah mati, meskipun kita tidak bermaksud demikian namun tetap tidak boleh mengatakannya walaupun itu tidak serius, Na’udzubillah.
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…” (At Taubah : 65-66)
Wallahu ‘alam.
Sumber : https://syaidsapta.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar